Minggu, 12 Januari 2014

makalah produksi tempe



MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL
PROSES PRODUKSI TEMPE KEDELAI
USAHA KECIL MENENGAH (UKM)






OLEH :


AYUB MAHMUDDIN
125090047







PROGRAM STUDI MANAJEMEN
STIE – MITRA LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T Saya panjatkan, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah Saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Manajemen Operasional ini. Shalawat  serta salam tak lupa Saya sanjung agungkan kepada Muhammad S.A.W sebagai Rasul Allah, yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Kiamah kelak.
Berikut ini Saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Makalah Manajemen Operasional tentang Proses Produksi Tempe Kedelai Pada Skala Usaha Kecil Menengah (UKM) yang insya Allah dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Makalah ini amatlah jauh dari sempurna, maka dari itu, Kritik dan saran amatlah Saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini, juga Saya tak lupa untuk memohon maaf apabila dalam tugas makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam kata-kata atau dalam penyajian isinya yang menyinggung atau tidak memuaskan pembaca.
Dengan ini Saya mempersembahkan tugas makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberikan berkah pada tugas makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.



DAFTAR ISI
                                                                                                                    Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................        2
DAFTAR ISI .................................................................................................        3
BAB I      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .....................................................................        4
1.2  Tujuan Makalah ...................................................................        4

BAB II     PEMBAHASAN
2.1  Riwayat Usaha .....................................................................        5
2.2  Proses Produksi ...................................................................        5
A.   Cara Sederhana .............................................................        5
B.   Cara Baru (Modern) ........................................................        6
2.3  Proses Packing (Pengepakan) .........................................        7
2.4  Pemasaran ............................................................................        8
2.5  Ringkasan Tentang Produk ...............................................        8
2.6  Denah Proses Produksi .....................................................        10
2.7  Lokasi Tempat Produksi .....................................................        11

BAB III    PENUTUP
3.1  Kesimpulan ........................................................................        12
3.2  Saran ...................................................................................        13




BAB I
PENDAHULUAN
I.I   Latar Belakang Masalah
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari  oleh masyarakat umum. Dengan proses yang sederhana namun dapat menghasilkan produk yang berkualitas gizi cukup baik.
I.II   Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional, serta dengan tujuan agar pembaca dapat mengerti tentang gizi yang terkandung dalam kedelai setelah diolah menjadi tempe, serta pembaca dapat mengerti cara pembuatan tempe kedelai dengan proses yang baik dan benar.
Tidak lupa juga agar para pembaca mengerti tentang cara mendirikan pabrik rumahan sendiri, karena ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang untuk meciptakan lapangan pekerjaan sendiri bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang diberikan orang lain kepada kita. Karena sesungguhnya tiap masing-masing individu mempunyai keahlian atau kreatifitas yang bisa digali dan dikembangkan, bila faham dan mengerti caranya dengan baik.


BAB II
PEMBAHASAN
II.I   Riwayat Usaha
Berawal dari ndustry rumahan yang dimulai sejak tahun 2004, dengan nama tempe budi, yang beralamat di Jl. Ratu Dibalau Gg. Rambutan no. 24 kelurahan Way Kandis, Bandar Lampung. Budi (pemilik usaha), Memulai usaha tersebut dengan modal kecil dan apa adanya dengan bekal pengalaman sejak menjadi karyawan di pabrik tempe diluar kota. Dengan modal awal 50 KG kedelai, Budi, si pemilik usaha tersebut memulai produksi tempe skala kecil untuk meminimalisir besarnya kerugian yang tidak terduga. Namun dengan ketekunannya, produksi tempe tersebut mulai berkembang dan mulai menambah kapasitas bahan baku untuk menghasilkan output yang lebih banyak. Perlahan-lahan konsumen pun mulai mengenal produknya karena kualitas tempe yang dihasilkan bagus. Hingga sekarang beliau sudah dapat memproduksi tempe kedelai dengan bahan baku kedelai 150 kg/hariny.
II.II   Proses Produksi (Cara Pembuatan)
A.   Cara Sederhana
Cara sederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin tempedi Indonesia.
o     Pertama-tama kedelai ditimbang, atau biasanya per karung berisi kedelai seberat 50 kg. kemudian biji kedelai dilakukan proses sortasi (untuk memilih kedelai yang baik dan bersih) lalu dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya berkisar antara 1-3 jam samapai biji kedelai benar-benar matang.
o   Kedelai yang telah direbus tadi kemudian ditiriskan untuk mengurangi kadar air rebusan tadi pada biji kedelai. Setelah itu biji kedeali yang sudah ditiriskan direndam semalam atau berkisar 12-14 jam. Setelah perendaman, kulit kedelai dikupas. Terdapat dua cara dalam pemisahan kulit dan pemecahan biji kedelai agar menjadi dua bagian, yaitu dengan cara dinjak-injak (tradisional) dengan kaki yang sudah di sterilkan, atau cara kedua dengan cara modern, yaitu dengan menggunakan mesin giling khusus untuk biji kedelai dalam proses pembuatan tempe. Dan detelah itu biji kedelai dicuci sampai bersih dengan perbandingan pada 1 keranjang dicuci dengan air sebanyak 9 ember.
o   Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Setelah proses perebusan kedua atau pencucian, biji kedelai ditiriskan kembali hinggna kadar air dalam biji kedelai benar-benar berkurang. Kedelai setelah di dinginkan/ditiriskan diberi larutan tempe (ragi khusus tempe), dicampur rata dengan perbandingan 50 kg kedelai menggunakan 2 sendok makan ragi khusus tempe.
B.   Cara Baru
Pada prinsipnya cara pembuatan tempe dengan cara baru sama dengan cara yang lama atau tradisional dan perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan kulit kedelai. Dimana pada cara lama (tradisional) kedelai direbus dan direndam bersama kulitnya atau masih utuh sedangkan pada cara yang baru sebelumnya kedelai telah dikupas kulitnya (kupas kering) dengan menggunakan alat pengupasan kedelai. Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.
Tempe yang dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat bila dibandingkan dengan cara lama.ahal ini disebabkan –karena pada cara baru kedelai direbus dan direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada zat-zat yang larut.



Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
v  Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
v  Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.
v  Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27°C). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.
II.III   Proses Packing (Pengepakan)
Setelah dari proses penirisan tersebut, biji kedelai kemudian dibungkus. Budi (pemilik), menghasilkan 3 jenis harga tempe dengan ukuran tempe yang berbeda-beda. Pertama, dengan harga konsumen 500 rupiah untuk tempe berukuran 9x12 cm. Kedua, dengan harga konsumen 1,000 rupiah untuk tempe berukuran 9x17 cm. dan ketiga, dengan harga konsumen 2,000 rupiah untuk tempe berukuran 11x20 cm.
Setelah melalui proses packing, dilakukan pemeraman terhadap produk selama 36-48 jam dalam tempat yang biasa disebut “kere”, proses pemeraman dilakukan agar dihasilkan tempe yang berkualitass baik. Setelah proses pemeraman, tempe diangin-anginkan atau di sebar dilantai sementara untuk menghindari kebusukan. Setelah proses pengangin-anginan, kemudian tempe siap untuk dipasarkan.
II.IV   Pemasaran (Marketing)
Tempe budi memasarkan produk nya pada skala local, yaitu meliputi pasar-pasar yang ada disekitar, seperti : pasar way kandis, pasar perumnas way hui, pasar jati mulyo, juga melalui agen-agen yang telah bekerja sama dalam proses pemasaran melalui metode keliling (motoris).
Tempe budi memiliki tiga jenis ukuran dan harga tempe, yaitu :
1.    Harga konsumen sebesar 500 rupiah untuk tempe berukuran 9x12cm, dengan harga agen sebesar 400 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 100 rupiah/pc atau bungkus.
2.    Harga konsumen sebesar 1,000 rupiah untuk tempe berukuran 9x17cm, dengan harga agen sebesar 750 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 250 rupiah/pc bungkus.
3.    Harga konsumen sebesar 2,000 rupiah untuk tempe berukuran 11x20cm, dengan harga agen sebesar 1,500 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 500 rupiah/pc bungkus.
II.V   Ringkasan Tentang Produk (Tempe Kedelai)
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging.  Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Teknik pembuatan tempe ini telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu  dengan prosedur pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai.
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak.  Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama padatempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.
3
 
2
 
1
 
Text Box: Mesin pengupas kulitII.VI   Denah Proses Produksi
5
 


4
 



1
 



1
 
Keterangan :
1.    Pintu masuk
2.    Ember berisi air dan keran
3.    Tungku untuk memasak biji kedelai
4.    Mesin pengupas kulit biji kedelai (cara baru/modern)
5.    Keranjang-keranjang untuk proses penirisan
Catatan :
Gudang tempat penyimpana biji kedelai dan tempat pemeraman tempe yang telah di packing terdapat diluar tempat produksi, dikarenakan untuk menjaga kualitas kedelai (terhindar dari jangkauan air), sedangkan proses pencucian, perendaman dan proses produksi lainnya berada pada satu lokasi saja.
II.VII   Lokasi Tempat Produksi
Tempe Budi, Jl. Ratu Dibalau, Gg. Rambutan, No. 24, Kel. Way Kandis, Bandar Lampung (Depan Pasar Way Kandis)






















BAB III
PENUTUP
III.I   Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik rumahan atau usaha sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, serta dapat pula menciptakan manusia yang kreatif, cerdas, dan berusaha untuk maju, dan juga dapat memberikan masukan kepada pembaca untuk dapat sekiranya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang disediakan saja, namun dapat berfikir luas untuk berwirausaha dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru.












III.II   Saran
Bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi para mahasiswa khususnya, bahwasanya kekayaan alam Indonesia sangatlah melimpah ruah, untuk mencerdaskan anak bangsa serta mencukupi sebagian gizinya, kedelai sangatlah besar manfaatnya.
Untuk itu diharapkan cara-cara yang telah disampaikan penulis dalam makalah ini semoga dapat berguna bagi semua pembaca.